Strategi serta perkembangan AKK 2022
Analisis Program Usaha Kecil Menengah (UKM) Ayam Kremes
Bab 1
Pendahuluan
Usaha Kecil Menengah dalam pengembangannya diperlukan studi kelayakan usaha atau biasa disebut sebagai proposal usaha walau dalam skala kecil menengah, hal ini dilakukan untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang berakibat tidak menguntungkan. Berdamping studi kelayakan usaha juga tak kalah penting adalah riset pemasaran, hal ini dilakukan agar UKM tersebut dapat terbantu untuk mengetahui keinginan, kebutuhan sekaligus kepuasan konsumen.
Beberapa aspek dalam riset pemasaran antara lain adalah riset harus memperhatikan masalah lingkungan setempat, sosial ekonomi, pribadi dan juga aspek psikologis dari konsumen. Dengan memperhatikan studi kelayakan usaha dan riset pemasaranya maka kita dapat menentukan jenis usaha apa atau produk apa yang akan kita terapkan, dengan demikian resiko kegagalan dapat ditekan seminim mungkin.
1.1Nama dan Alamat Resto
Usaha Kecil Menengah yang akan bergerak dalam bidang kuliner ini, yang bertujuan untuk memudahkan konsumen mengingat dan mudah untuk mencari tempat yang dituju serta diberi nama yang menarik, yaitu :
Nama : Ayam Kremes Komeng
Alamat : Jln Siaga Raya No.17D
Pejaten Barat, Pasar Minggu
1.2 Biodata Pemilik Resto
Pemilik Usaha Kecil Menengah ini adalah berstatus milik perorangan, karena modal yang digunakan adalah modal pribadi.
Nama : Bapak Komeng
Alamat : Jln Siaga Raya No.17D
Pejaten Barat, Pasar Minggu
1.3.Informasi tentang bisnis yang dilaksanakan
Dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga bahkan sebagai penghasilan ekonomi yang berkepanjangan seperti saat ini diperlukan usaha-usaha yang bersifat agresif, kreatif, penuh perhitungan dan berorientasi pasar. Usaha tersebut juga diharapkan mampu memberikan peluang kerja bagi tenaga kerja potensial yang saat ini jumlahnya sangat melimpah baik itu angkatan kerja baru maupun angkatan kerja yang dikarenakan kondisi perekonomian makro terpaksa harus menganggur akibat tidak adanya kesempatan bekerja atau terkena PHK.
Dengan demikian tujuan dari pengembangan UKM itu sendiri ada dua yaitu dari aspek ekonomi dan dari aspek sosial, Aspek ekonomi adalah untuk meningkatkan pendapatan, sementara aspek sosial adalah untuk membantu masyarakat dalam mengatasi pengangguran.
Bab II Rangkuman Eksekutif
2.1 Latar belakang
Sejak lama Negara Indonesia terkenal sebagai negara yang kaya akan rempah-rempahnya. Hal ini pula yang menjadikan negara-negara lain berlomba-lomba untuk bisa menguasai Negara Indonesia. Kekayaan alam yang melimpah luas tentunya merupakan sebuah modal yang besar untuk bisa dikembangkan menjadi suatu bisnis masa depan.
Disisi lain keadaan ekonomi, baik untuk skala nasional Indonesia dan skala internasional sering dihadapkan pada suatu keadaan yang disebut sebagai masalah ekonomi. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi disetiap usaha, terutama untuk usaha-usaha yang sudah berskala besar. Untuk mampu tetap bertahan dalam kondisi sulit, perusahaan mau tidak mau harus bisa melakukan efisiensi yang biasa dikenal sebagai rasionalisasi. Dalam situasi ini maka banyak karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Situasi inilah yang harus dijadikan momen bagi generasi muda yang kreatif untuk mampu bertahan dalam persaingan hidup. Salah satu usaha yang menurut penulis mampu bersaing, mudah dijalankan, dan bisa diterima oleh semua kalangan, baik kalangan yang berekonomi rendah, maupun sedang sebagai suatu usaha kuliner ayam kremes.
2.2 Visi dan Misi
Sebagai upaya untuk memotivasi usaha dan keseriusan dalam menjalankan bisnis, setiap badan usaha baik yang berskala besar maupun skala kecil harus mempunyai arah tantangan ke depan Hal tersebut dituangkan ke dalam visi dan misi badan usaha perorangan tersebut.
Visi
Menjadi UKM yang dapat bertahan dan menjadi badan usaha dalam bidang kuliner yang mampu mengembangkan potensi asli Indonesia, melestarikan kuliner asli Indonesia, terunggul dan sanggup bersaing di tingkat regional maupun nasional.
Misi
1.Menjadi UKM dan badan usaha yang cukup memuaskan diri sendiri dan kesejahteraan yang baik bagi seluruh karyawan.
2.Membangun SDM yang handal dan sanggup mengantisipasi situasi perkembangan ekonomi nasional.
3.Menyediakan kuliner yang higienis dan bersertifikat halal untuk para konsumen.
2.3 Lokasi
Tempat penjualan program ini hendaknya dipilih tempat yang strategis, dengan trafic yang padat dan jumlah populasi orang di sekitar tempat penjualan padat. Karena dengan pemilihan tempat yang tepat akan sedikit banyak menimbulkan efek buying signal, Orang yang tadinya belum tahu keberadaan produk kita akan dengan segera tahu, dengan demikian faktor manusia yang biasanya suka mencoba suatu hal baru akan timbul.
Usaha Kecil Menengah yang akan bergerak dalam bidang kuliner ini untuk memudahkan konsumen mengingat dan memudahkan mencari tempat yang dituju serta diberi nama yang menarik, yaitu :
Nama : Ayam Kremes Komeng
Alamat : Jln Siaga Raya No. 17D
Pejaten Barat, Pasar Minggu
2.4 Waktu Operasional
Setiap badan usaha harus menetapkan jam operasional usahanya. Tujuannya adalah untuk mempersipakan semua aktivitas usaha agar mampu dioperasionalkan secara professional. Hal lain yang harus diperhatikan adalah memberikan kepastian kepada konsumen untuk bisa mendapatkan pelayanan yang memuaskan.
Jam buka : Pkl. 09.00 ~ 21. 00 WIB
Hari : Senin ~ Minggu
2.5 Kesan / Counter Style
Dalam melakukan uji positioning produk yang perlu diperhatikan adalah apakah setelah kita meluncurkan produk tersebut dapat diterima oleh konsumen dengan alasan bahwa produk yang kita bikin itu sesuai dengan kebutuhannya, berbeda dari produk pesaing, memiliki nilai tambah buat konsumen.
Untuk itu dalam melakukan kajian atas positioning produk ayam goreng kremesan maka tingkat kepuasan antara yang mereka beli (mengeluarkan uang) sebanding dengan produk yang kita janjikan (yang didapat). Sudah barang tentu kita memerlukan pernyataan questionaire uji produk. Pada questionaire uji positioning kita lebih menekankan apakah produk kita berbeda dari produk pesaing dari segi rasa, harga, kemasan, cara penyajian dan sebagainya. Dengan demikian dibenak konsumen produk yang mereka beli haruslah ada kesan lain atau berbeda dengan pesaing.
2.6 Konsep Promosi
Dalam melakukan promosi dapat ditempuh dengan berbagai cara, namun secara garis besar promosi dapat dibedakan menjadi dua hal yaitu Above The Line (ATL) dan Below the line (BTL). Promosi Above The line adalah promosi yang menggunakan media cetak dan media elektronik berupa sosial media dalam hal ini semisal iklan di TV, radio, dan koran/majalah. Sementara itu iklan below the line adalah iklan yang biasanya langsung bersentuhan dengan konsumen misalnya adalah sponsorship di dalam event-event tertentu, direct mail, demo memasak dan lain sebagainya.
Untuk produk ayam goreng media promosi yang tepat sebenarnya adalah promosi langsung ke konsumen, dimana konsumen disuruh untuk mencoba memakannya dengan harapan mereka akan selalu ingat akan rasa ayam goreng tersebut dan diharapkan dapat menjadi media untuk mempromosikan kepada orang lain. Hal ini juga mengingat akan meminim dana untuk melakukan promosi above the line misalnya.Dan yang pengen tahu detail nya bisa di lihat melalui instagram ayamkremes_7 atau pemesanan bisa menghubungi No: 085692054883 Whatsapp/Tlp.
2.7 Target Pelanggan
Segmentasi produk adalah proses menempatkan konsumen dalam sub kelompok di pasar produk , sehingga pembeli memiliki tanggapan yang hampir sama dengan strategi perusahaan (“ Perilaku Konsumen” , Nugroho J setiadi ). Dengan kata lain segmentasi pasar adalah proses mengkotak-kotakkan pasar yang heterogen kedalam potential customer yang memiliki kesamaan kebutuhan dan atau kesamaan karakter yang memiliki respon yang sama dalam membelanjakan uangnya. Variabel yang digunakan untuk menentukan segmen pasar adalah dari geografi, demografi, psikografi, dan behavior (tingkah laku). Untuk ayam goreng kremesan ini kita akan mengambil segmen variabel psikografi dimana segmen kelas sosial menengah bawah adalah menjadi segment pasar ayam goreng kremesan ini.
Setelah kita mampu mengindentifikasi segmen pasar dimana dalam hal ini kita mengambil segmen tingkat sosial, maka selanjutnya segmen tingkat sosial menengah bawah akan menjadi sasaran atau target pemasaran. Dalam hal positioning produk ayam goreng kremesan ini akan kita posisikan sebagai produk ayam goreng dengan rasa yang sama dengan ayam goreng kremesan yang sudah terkenal namun harganya terjangkau oleh masyarakat kalangan bawah (murah). Atau dengan kata lain yang lebih simpel adalah ayam goreng kremesan dengan rasa yang enak dan harga murah. Positioning ini mengacu pada teori dimana positioning produk harus jelas berbeda dan memiliki nilai lebih.
Bab III Analisi Industri
3.1 Perspektif Masa Depan Usaha
Untuk melihat apakah penjualan sukses atau gagal hendaknya kita harus memasang target penjualan.Target penjualan ini bisa ditentukan tiap hari, tiap minggu atau tiap bulan. Toleransi untuk mengukur apakah penjualan kita baik atau tidak dapat dilakukan dengan angka pencapaian dalam presentase, misalnya saja apabila penjualan dibawah 65% maka kita anggap gagal.
Namun demikian pada tahap tahap awal kita tidak boleh memasang target terlalu optimis mengingat produk yang kita jual ini masih relative baru sehingga belum banyak konsumen yang tahu.
3.2 Analisis Persaingan
Seperti telah diketahui bersama ada beberapa jenis masakan ayam goreng beberapa diantaranya adalah ayam goreng, ayam goreng model Kentucky dan masih banyak yang lainnya.
Sedangkan ayam goreng yang akan dipasarkan adalah jenis ayam, ikan, bebek goreng model kremesan, hal ini mengingat animo yang sangat besar terhadap jenis goreng kremesan. Konsep produk yang kita tawarkan sebenarnya tidak jauh berbeda dari konsep yang telah ditawarkan oleh mereka yang memasarkan lebih dulu. Dengan rasa yang khas, gurih, renyah , tulangnya lunak dan terkesan elegan apabila membeli ayam goreng ini maka dapat dikatakan ayam goreng produk kita adalah produk sejenis yang ada di pasar.
3.3 Segmentasi Pasar yang akan dimasuki
Segmentasi produk adalah proses menempatkan konsumen dalam sub kelompok di pasar produk , sehingga pembeli memiliki tanggapan yang hampir sama dengan strategi perusahaan (“Perilaku Konsumen”, Nugroho J setiadi). Dengan kata lain segmentasi pasar adalah proses mengkotak-kotakkan pasar yang heterogen kedalam potential customer yang memiliki kesamaan kebutuhan dan atau kesamaan karakter yang memiliki respon yang sama dalam membelanjakan uangnya. Variabel yang digunakan untuk menentukan segmen pasar adalah dari geografi, demografi, psikografi, dan behavior (tingkah laku). Untuk ayam goreng kremesan ini kita akan mengambil segmen variabel psikografi dimana segmen kelas sosial menengah bawah adalah menjadi segment pasar ayam goreng kremesan ini.
Setelah kita mampu mengindentifikasi segmen pasar dimana dalam hal ini kita mengambil segmen tingkat sosial, maka selanjutnya segmen tingkat sosial menengah bawah akan menjadi sasaran atau target pemasaran. Dalam hal positioning produk ayam goreng kremesan ini akan kita posisikan sebagai produk ayam goreng dengan rasa yang sama dengan ayam goreng kremesan yang sudah terkenal namun harganya terjangkau oleh masyarakat kalangan bawah (murah). Atau dengan kata lain yang lebih simple adalah ayam goreng kremesan dengan rasa yang enak dan harga murah. Positioning ini mengacu pada teori dimana positioning produk harus jelas berbeda dan memiliki nilai lebih.
Bab IV Rencana produksi dan Resiko
4.1 Sumber-sumber Produk / Bahan
Dari studi kelayakan usaha yang telah dilakukan dimana ekspetasi return on equity diharapakan adalah 15 % maka kiranya usaha ayam goreng kremesan ini layak untuk dipertimbangkan. Faktor lain yang juga mendukung layaknya usulan program ini adalah ketersediaan bahan baku ayam kampung maupun ayam negeri yang cukup melimpah di daerah Pasar Minggu dan sekitarnya, dekat dengan pasar tradisional yang dikelola oleh Pemda DKI Jakarta untuk memudahkan mendapatkan bumbu-bumbu, tepung terigu dan sebagainya sehingga ada jaminan terhadap supply stock bahan baku dan kelangsungan dari usaha ini akan terjamin. Mudahnya membuat ayam goreng kremes serta tidak perlu memakai resep yang sulit juga hal yang perlu dipertimbangkan untuk mewujudkan produk ini.
4.2 Evaluasi tentang Usaha (Analisis SWOT)
1. Sthreght (Kekuatan)
ketersediaan bahan baku utama suatu usaha menjadi perhatian utama dalam bisnis ayam kremes. Karena dengan adanya ketersediaan bahan baku utama, maka akan menjamin safety stock . Hal ini dimungkinkan karena usaha ayam goreng ini dengan usaha peternakan ayam. Hal lain yang menjadi kekuatan bisnis ini adalah, bahwa lokasi usaha berada di lokasi padat penduduk secara rata-rata sangat menyukai menu ayam. Kekuatan modal juga menjadi kekuatan dalam usaha ini.
2. Weakness (Kelemahan)
Kemampuan meracik bumbu secara komitmen dalam hal rasa sangat dominan diperlukan dalam usaha ayam kremes. Rasa yang tidak stabil akan membuat konsumen lari pada kompetitor. Kemampuan dari juru masak dan juru racik bumbu harus dijadikan titik kualitas. Serta kenaikan bahan baku menjadi penghalang UKM tersebut.
3. Opportunity (Peluang)
Banyaknya populasi penduduk yang tinggal di sekitar usaha merupakan peluang yang perlu dimanfaatkan secara optimal untuk mengembangkan bisnis ini. Sebagian besar penduduk yang rata-rata pekerjaannya adalah sebagai buruh pabrik, pekerja di perusahaan swasta maupun PNS yang secara umum tidak cukup waktu untuk menyiapkan menu masakan sendiri di rumah. Ramainya lalu lintas di sekitar tempat usaha juga merupakan peluang yang sangat besar. Lalu lintas yang ramai mendukung orang yang lewat untuk mengetahui cita rasa dari ayam kremes ini.
4. Treight (Ancaman)
Banyaknya kompetitor yang lebih dulu terjun dalam bisnis kuliner ini, harus menjadi perhatian khusus. Dengan banyaknya rumah makan dan warung makan yang menyediakan menu serupa memberikan pilihan yang luas kepada konsumen untuk memilih rasa dan menu yang diinginkan.
Bab V Perencanaan Permodalan
5.1 Sumber-sumber permodalan
Setelah kita mengetahui keinginan konsumen-konsumen seperti apa maka tahap selanjutnya adalah persiapan produksi. Setelah menganalisis beberapa aspek yang ada yaitu, bahan baku utama, bahan baku tambahan, alat pengolah, tempat usaha, serta yang tidak kalah penting adalah sumber daya manusia dan sumber daya.
Sumber daya manusia dalam aspek produksi sangat penting untuk mengingat produk ayam goreng kremes ini sebagian besar atau bahkan semuanya dikerjakan secara manual, untuk itu tenaga yang terampil dalam mengolah ayam goreng kremes mutlak diperlukan. ketersediaan bahan baku utama yaitu ayam kampung dan ayam negeri harus terjaga stoknya dan karena peningkatan produksi akan terjaga dengan terjaganya stok yang cukup, mengenai bahan baku yang cukup, mengenai bumbu bumbu dan alat pengolah ayam goreng. Walaupun kontribusi terhadap proses produksi relatif kecil namun keberadaan mutlak diperlukan. Yang tidak kalah penting adalah sumber dana dari usaha ayam goreng kremes ini, sumber ini dapat diperoleh dari berbagai macam sumber yaitu bank kredit atau dari simpanan pribadi.
Mengingat jumlah dana yang diperlukan tidak terlalu besar maka sumber daya yang diperlukan akan lebih baik dari pada pribadi, modal yang diperlukan dengan perkiraan omset per hari adalah Rp.700.000 /hari dan omset sekitar Rp.1.500.000 dengan 15 Ekor Ayam dipotong 5 bagian.
5.2 Modal Awal Perusahaan
Modal awal yang digunakan dalam usaha ini adalah menggunakan modal pribadi. Alasan penggunaan modal pribadi, tidak menggunakan kredit modal dari bank adalah bahwa dana yang digunakan untuk membuka usaha ayam goreng kremesan yang tidak terlalu besar.
A.Proyeksi Aliran Kas
Aliran kas yang lancar sangat mendukung kinerja suatu perusahaan. Dengan aliran kas yang lancar, maka keuangan antara pemasukan dan pengeluaran dapat direncanakan dengan baik. Jika aliran kas tidak lancar, maka bisnis akan terganggu apalagi untuk usaha UKM yang notabene modal keungannya sangat minim. Usaha kecil menengah ayam goreng kremes ini diperkirakan tidak mengalami kendala mengingat beberapa survei dan pengamatan yang dilakukan, cukup signifikan untuk bisa dijalankan.
B.Perencanaan Laba Rugi
Dengan asumsi bahwa kalau usaha ayam goreng ini berjalan dimana pada tahap awal dapat menjual rata-rata 15 Ekor ayam maka omset yang diharapkan adalah Rp 1.500.000,-/hari.
Omset tersebut dihitung atas dasar harga ayam kremes sebesar Rp.20.000,- sudah termasuk nasi, jauh lebih rendah dibandingkan dengan produk sejenis ayam goreng yang sudah terkenal dengan harapan kita mampu menjadi pilihan pertama dari sisi harga sudah pasti menang. Keuntungan yang akan diperoleh per potong dimana faktor biaya dihitung sbb :
Perincian Pendapatan
1.Harga Ayam include Nasi Dll Rp.15.000
2.Biaya Bumbu Rp.1.000
3.Biaya Tenaga Kerja/Owner Rp.1.000
4.Biaya Distribusi Rp.1.000
Total Biaya Rp.18.000/Potong
Jika 1 Ekor ayam dipotong menjadi 5 potongan maka Keuntungan bersih diperoleh dari harga jual sebesar Rp.20.000,- Dikurang total biaya sebesar Rp.18.000, maka dari itu pendapatan bersih sebesar Rp.2.000/Potong Ayam.
Perhitungan Total Biaya Manufaktur
Investasi Rupiah
Biaya Tetap
Gaji Pegawai/Owner Rp.1.000
Jumlah Rp.1.000
Variabel Biaya
Harga Ayam Per Potong Rp.15.000
Harga Bumbu Rp.1.000
Jumlah Rp.16.000
Biaya Lain
Distribusi Rp.1.000
Jumlah Rp.1.000
Jumlah Total Keseluruhan Rp.18.000
Perhitungan Total Modal
Investasi Rupiah
Biaya Tetap Rp.1.000
Variabel Biaya Rp.14.000
Biaya Lain Rp.1.000
Jumlah Total Modal Rp.18.000/Potong Ayam
Perhitungan Pendapatan Per Hari
Penjualan Ayam Kremes Rp.1.500.000
Jumlah Total Modal Rp.1.350.000
Proyeksi Laba Rugi
Total Pendapatan Rp.1.500.000/Hari
15 Ekor ayam potong 5 = 75 potong x Harga Normal (Rp. 20.000)
Total Modal Rp.1.350.000/Hari
= 75 potong x Harga Modal (Rp. 18.000)
Rp.1.500.000
Rp.1.350.000/Hari -
Total Keuntungan Bersih Rp.150.000/Hari
Bab VI Penutup
6.1 Kesimpulan
dalam melakukan usaha untuk keseriusan dan harus fokus, kita tidak bisa bermain main dalam memulai bisnis dan melakukan secara setengah-setengah, dan tidak bisa dikerjakan sambil usaha sampingan. Kegagalan ber-usaha sebenarnya bukan disebabkan oleh orang lain namun berasal dari diri kita sendiri, dengan ketekunan dalam menjalankannya adalah suatu keharusan.
Perhitungan yang matang selayaknya dilakukan diawal memulai usaha karena sekali kita salah dalam perhitungan diawal maka yang terjadi adalah efek berantai dimana kita akan terus menerus mengalami kesalahan, sementara modal lama kelamaan terkuras habis dan mengalami kerugian. Jika kita ingin memulai usaha belajarlah dari mereka yang lebih sukses agar kita dapat memilah mana yang pas dan mana yang kurang, dengan demikian kita akan terhindar dari risiko yang lebih besar.
6.2 Saran
Untuk lebih memajukan ayam goreng kremes perlu dilakukan beberapa inovasi. Inovasi untuk mampu bersaing dengan usaha-usaha sejenis yang lebih dulu dalam bidang kuliner ini. Berikut adalah saran-saran yang diajukan untuk usaha bisnis ayam goreng kremes :
1.Selau mampu mendengar saran dan keluhan konsumen
2.Banyak melakukan studi banding dengan produk sejenis
3.Ciptakan inovasi rasa yang berbeda serta menu yang bervariasi
4.Harga bersahabat dengan kolongan lingkungan setempat
5.Tempat nyaman dan bersih serta pelayanan ramah
6.3 Daftar Pustaka
Nugroho J. Setiadi, SE., MM. 2008. Perilaku Konsumen : Konsep dan Impilikasi Untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran.
Komentar
Posting Komentar